Menulis bagian Introduction adalah langkah awal yang penting dalam menyusun sebuah paper akademik. Bagian ini menjadi kunci untuk menarik perhatian pembaca dan memberikan konteks yang kuat tentang penelitian kita. Dalam postingan ini, kita akan membahas tujuan, struktur, dan tips untuk menulis Introduction yang efektif.


Mengapa Introduction Itu Penting?

Introduction adalah bagian pertama yang dibaca orang dari sebuah paper. Tujuan utamanya adalah:

  1. Memberikan gambaran umum tentang penelitian.
  2. Menjelaskan permasalahan atau gap penelitian.
  3. Menyampaikan kontribusi dan tujuan penelitian.

Jika bagian ini kuat, pembaca akan lebih tertarik untuk melanjutkan membaca hingga selesai.


Struktur Umum Introduction

Introduction dapat dibagi menjadi beberapa bagian penting:

1. Latar Belakang (Contextualization)

Berikan konteks tentang topik atau tema penelitian Anda. Jelaskan mengapa topik ini penting dan bagaimana relevansinya dengan isu-isu terkini.

Contoh:

Segmentasi gambar adalah salah satu jenis pra-pemrosesan yang paling dasar dalam pemrosesan gambar digital dan visi komputer untuk mengekstrak objek dari sebuah gambar berdasarkan karakteristik gambar seperti warna, tingkat keabuan, dan tekstur [1].


2. Penelitian-penelitian terdahulu (Related Works)

Ketika menjelaskan latar belakang, jangan lupa untuk menjelaskan bebrapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian kita. Usahakan untuk menjelaskannya secara smooth.

  • Jelaskan apa yang telah dilakukan oleh penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan penelitian kita.
  • Fokus pada hasil, metodologi, atau kesimpulan mereka yang berkaitan dengan penelitian Anda.
  • Tunjukkan hubungan antara penelitian terdahulu dan gap/masalah yang ingin Anda isi.

Contoh:

Segmentasi citra berbasis tansition region merupakan salah satu teknik hybrid yang menggabungkan teknik berbasis region dan thresholding [14]. Ada beberapa penelitian tentang segmentasi citra berbasis tansition region seperti Zhang dan Gerbrands (1991) yang mengusulkan Effective Average Gradient (EAG) untuk menghasilkan daerah transisi dalam aplikasi segmentasi citra [16]. Metode ini berhasil dilakukan pada citra yang memiliki perubahan tingkat keabuan yang drastis. Namun, metode ini tidak cocok untuk gambar yang memiliki varians tingkat keabuan yang tinggi. Kemudian, sebuah metode yang dapat mengatasi masalah ini dengan menggunakan entropi lokal untuk ekstraksi wilayah transisi diusulkan [17]. Namun,…

Penjelasan penelitian terdahulu ini memberikan dasar untuk menyoroti masalah yang belum terselesaikan dalam penelitian sebelumnya.


3. Masalah Penelitian (Problem Statement)

Setelah menjelaskan latar belakang, fokuskan pembahasan pada masalah spesifik yang ingin Anda pecahkan.

  • Jelaskan apa yang kurang dari penelitian sebelumnya.
  • Gunakan kata penghubung seperti "namun," "meskipun demikian," atau "terlepas dari itu."

Contoh:

Metode ini mampu mengurangi munculnya daerah transisi yang salah sehingga hasil segmentasi menjadi lebih baik. Tetapi metode ini dapat menghasilkan segmentasi yang buruk jika daerah transisi tidak sepenuhnya terhubung. Daerah transisi ini perlu dihubungkan dengan proses edge linking. Namun, proses edge linking dalam metode ini tidak dapat menghubungkan dua titik akhir yang memiliki jarak yang jauh.


4. Urgensi Penelitian (Research Significance)

Setelah menyatakan masalah, jelaskan mengapa penelitian ini mendesak untuk dilakukan. Fokuskan pada dampak atau manfaat penelitian terhadap masyarakat, industri, atau bidang keilmuan.

Poin Penting:

  • Jelaskan konsekuensi jika masalah tidak diatasi.
  • Soroti potensi manfaat atau perubahan positif dari penelitian Anda.

Contoh:

Oleh karena itu, sebuah metode yang dapat menghubungkan titik-titik akhir dari daerah transisi yang memiliki jarak yang dekat atau jauh sangat dibutuhkan.


5. Kontribusi Penelitian (Research Contribution)

Jelaskan apa yang membuat penelitian Anda unik dan penting biasanya ada kata-kata novel atau new jika berbahasa Inggris.

Contoh:

Dalam penelitian ini, metode baru untuk mengekstrak transition region yang lebih utuh dengan menggabungkan transition region dengan k-means clustering diusulkan.


6. Selling point (opsional)

Kalau bisa tambahkan juga kalimat tentang selling point jika penelitian ini terealisasi.

Contoh:

Transition region yang lebih utuh akan membuat hasil segmentasi menjadi lebih baik karena dapat menampilkan lebih banyak piksel objek pada hasil segmentasi.


7. Struktur Paper (Opsional)

Anda juga dapat memberikan gambaran singkat tentang isi paper secara keseluruhan.

Contoh:

Sisa dari makalah ini disusun ke dalam tiga bagian. Bagian 2 menjelaskan metode yang diusulkan, Bagian 3 menyajikan hasil eksperimen, dan Bagian 4 memberikan kesimpulan.


Tips Menulis Introduction

  1. Mulai dari Umum ke Spesifik: Awali dengan konteks yang luas, kemudian persempit ke masalah spesifik.
  2. Gunakan Data atau Fakta: Berikan statistik atau penelitian sebelumnya untuk memperkuat argumen.
  3. Hindari Detail Teknis: Simpan detail untuk bagian metodologi.
  4. Periksa Kejelasan: Pastikan setiap kalimat memiliki tujuan yang jelas.
  5. Perlu diberikan batasan terhadap permasalahan dan hal yang dapat dihandle dalam penelitian ini.

Kesalahan Umum yang Harus Dihindari

  • Terlalu Umum: Tidak memberikan konteks yang cukup untuk penelitian.
  • Tanpa Fokus: Membahas banyak hal tanpa arah yang jelas.
  • Tidak Menyebutkan Gap: Tidak menjelaskan apa yang belum ditangani oleh penelitian sebelumnya.
  • Terlalu Panjang: Penjelasan yang bertele-tele dapat membuat pembaca bosan.

Latihan Menulis Introduction

Untuk mempraktikkan tips di atas, coba lakukan langkah-langkah berikut:

  1. Identifikasi gap penelitian dari beberapa artikel yang relevan.
  2. Tulis latar belakang singkat dalam 2-3 kalimat.
  3. Nyatakan masalah, tujuan, dan kontribusi penelitian Anda dalam satu paragraf.

Semoga panduan ini membantu Anda menulis bagian Introduction yang kuat dan menarik untuk paper akademik Anda. Jika Anda memiliki pertanyaan atau ingin berbagi pengalaman, jangan ragu untuk meninggalkan komentar!